Penyakit Jantung Koroner
Definisi
Penyakit jantung koroner (PJK) terutama disebabkan oleh proses
aterosklerosis
(pembentukan plak dalam pembuluh darah)
yang merupakan suatu kelainan degeneratif, meskipun dipengaruhi oleh banyak
faktor. Karena kelainan degeneratif, maka dengan usia harapan hidup Indonesia
yang makin bertambah, jelas bahwa insidensinya akan semakin meningkat. Selain
itu seringnya ia menyebabkan kematian mendadak dan menyerang usia yang amat
produktif maka PJK menjadi suatu penyakit yang penting.
Faktor Risiko PJK
Studi epidemiologi telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor risiko
PJK, yaitu :
- Merokok, berapapun jumlahnya
- Kadar kolesterol total dan kolesterol LDL yang tinggi
- Hipertensi
- Kadar kolesterol HDL yang rendah
- Diabetes Mellitus
- Usia lanjut
Selain itu terdapat pula faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
meningkatnya risiko PJK, yaitu faktor predisposisi dan faktor kondisional.
Faktor predisposisi adalah faktor yang memperbesar risiko PJK yang diakibatkan
oleh faktor-faktor risiko di atas. Faktor-faktor ini adalah :
- Obesitas (IMT
> 25 mg/m2)
- Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 94 cm untuk pria, dan > 80
cm untuk wanita)
- Kebiasan kurang bergerak/aktivitas fisik
- Riwayat keluarga menderita PJK pada usia muda ( < 55 tahun untuk pria
dan < 65 tahun untuk wanita)
- Etnik/ras
tertentu
- Faktor psikososial
Faktor risiko kondisional berhubungan dengan peningkatan risiko PJK
walaupun efek kausatif secara independen masih belum terbukti secara meyakinkan.
Faktor ini adalah :
- Kadar trigliserida serum yang tinggi
- Kadar homosistein serum yang tinggi
- Kadar lipoprotein a yang tinggi
- Faktor protrombotik
- Penanda inflamasi
Gejala dan Tanda
Nyeri dada iskemik yang khas (seperti ditekan benda berat dan menjalar ke leher, lengan kanan dan punggung) dapat disebabkan oleh angina pektoris stabil (APS),
angina pektoris tidak stabil (APTS)
atau IMA (infark miokard akut).
Keluhan nyeri dada yang memerlukan perhatian secara serius memiliki
karakteristik sebagai berikut :
- Nyeri dada yang baru dirasakan (< 1 bulan)
- Perubahan kualitas nyeri dada, seperti meningkatnya frekuensi atau
beratnya nyeri dada, atau nyeri dada yang dirasakan saat istirahat
- Nyeri dada yang tidak hilang dengan istirahat atau dengan pemberian
nitrat sublingual
Gejala lain yang mungkin menyertai adalah sesak napas, perasaan melayang
dan pingsan (sinkop).
Bila dilakukan pemeriksaan fisik dapat ditemukan hipertensi, pembesaran jantung dan
kelainan bunyi jantung dan bising jantung.
Pemeriksaan Tambahan
Hal yang pertama kali dilakukan adalah memasang EKG untuk melihat gambaran khas iskemia (jaringan
kekurangan pasokan oksigen) ataupun infark (kematian jaringan). Pemeriksaan EKG tidak hanya dilakukan bila pasien mengeluh nyeri dada tetapi dapat digunakan untuk deteksi dini yang dapat dikerjakan waktu istirahat, waktu aktivitas sehari-hari (Holter),
ataupun waktu stres (latihan/obat-obatan) yang ditambah dengan
pemeriksaan radiologis, pemeriksaan laboratorium terutama untuk menemukan faktor
risiko.
Pemeriksaan darah
seperti CK-MB (Creatine kinase–MB)
dan troponin T dilakukan untuk melihat adanya peningkatan kadar enzim jantung yang menandakan telah terjadi
IMA.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah ekokardiografi dan radio nuclid myocardial imaging (RNMI) waktu
istirahat dan stres fisis ataupun obat-obatan, sampai dengan arteriografi
koroner dan angiografi ventrikel kiri (AK & LVG).
Tata Laksana
Tatalaksana untuk penyakit jantung koroner bersifat umum dan khusus. Untuk
tatalaksana umum yang terpenting adalah perubahan gaya hidup yang dapat mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat memperberat penyakit. Pemeriksaan jantung berkala sangat penting dilakukan untuk pasien yang berisiko maupun tidak.
Tatalaksana khusus diberikan untuk pasien yang sudah mengalami gejala PJK. Pemberian obat-obatan vasodilator dan trombolitik sangat penting dalam jangka waktu yang cepat setelah mengalami serangan.
Untuk mengatasi nyeri dapat diberikan obat-obatan seperti nitrat sublingual (diberikan dibawah lidah), nitrogliserin atau morfin.
Secara umum
tatalakasana nya adalah sebagai berikut;
a. Medikamentosa
- Nitrat
- Beta blocker
- Antagonis kalsium
b. Revaskularisasi
- Trombolitik.
Efektif diberikan dalam waktu < 12 jam setelah keluhan nyeri dada dan usia paien < 75 tahun.
- Prosedur invasif non operatif. Dapat dilakukan intervensi koroner perkutan primer jika dilakukan < 6 jam setelah mengalami serangan. Selain itu PCI dilakukan bila terapi trombolitik gagal.
- Operasi (arteri koroner Bypass
(CABG))
No comments:
Post a Comment