Siklus Menstruasi Normal
Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus
ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi
lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan
siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal.
Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim),
miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium
(lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di
dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis
yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua
basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Pada setiap siklus menstruasi,
FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di
dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang
namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut
berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.
Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang
kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing
hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh
mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de
graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari
endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai
terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic
hormones, suatu
hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka
korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan
pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi.
No comments:
Post a Comment